Acara Badudus merupakan tradisi masyarakat Banjar terutama sebagian masyarakat Amuntai Kabupaten Hulu Sungai Utara. Acara ini diadakan dua kali setahun yaitu acara Mandi-Mandi dilaksanakan pada pertengahan tahun Hijrah yaitu sekitar bulan Jamadil Akhir dan Selamatan Tahunan diadakan pada
awal tahun Hijrah yaitu bulan Muharram . Masyarakat Amuntai sangat
tebal kepercayaannya terhadap Legenda Lambung Mangkurat, bahwa raja-raja
Negara Dipa seperti Empu Jalmika, Pangeran Suryanata, Pangeran
Suryaganggawangsa dan lain-lainnya itu sampai sekarang masih hidup dan
berada di alam gaib dan sewaktu-waktu mereka dapat diundang. Kepercayaan
ini dianut secara turun temurun dan jika tidak dilaksanakan maka
mengakibatkan malapetaka bagi keluarga mereka misalnya ada yang kurang waras atau kena penyakit.
Sesaji yang harus diadakan adalah 41 macam kue dan yang tidak boleh ketinggalan yaitu “ Bubur Habang Bubur Putih “, “ Kopi Pahit “, Cingkaruk Batu “, “ Rokok Jagung “, dan “ Minyak Likat Buburih “.
Serangkaian
acara Badudus Selamatan Tahunan ini diadaakan lagu-lagu Badudus yang
diiringi tetabuhan yang terdiri dari biola dan Tarbang Besar atau
Tarbang Burdah. Ada beberapa repertoire dalam acara ini yang susunannya tidak boleh tertukar, yaitu :
Repertoire pembukaan adalah lagu Kur Sumangat, merupakan lagu mengundang roh – roh dari raja-raja yang gaib di tengah kepulan asap dupa dan kemenyan. Isi
lagu adalah undangan dan ucapan maaf jika ada kesalahan dalam
menyediakan sajian atau dalam pelaksanaan terdapat kekeliruan dan
sebagainya.selesai lagu ini, diadakan acara Tapung Tawar yang disebut Tatungkal dengan memercikkan minyak Likat Buburih d atas kepala pada yang dimandikan dan pada keluarga.
Repertoire yang kedua Lagu Girang – Girang, pernyataan kegembiraan.
Repertoire yang ketiga adalah lagu Mandung Mas Mirah, lagu untuk menyambut puteri – puteri yang diundang.
Repertoire yang keempat Lagu Dundang Sayang, berfungsi sebagai penghibur pada para undangan yang hadir.
Repertoire yang kelima adalah Lagu Tarabang Burung, lagu menyambut atau menyongsong para roh – roh yang datang.
Repertoire yang terakhir yaitu Lagu Burung Mantuk, l;agu untuk menghantarkan pulang para roh – roh yang telah menghadiri upacara tersebut.
Posting Komentar